Selasa, 25 September 2012

Peranan Lembaga Pendidikan dalam Masa Pembangunan

 

Peranan Umat Islam pada Masa Kemerdekaan

 Perilaku kaum penjajah makin lama makin kejam terhadap bangsa Indonesia.Penindasan, kesewenang-wenangan dan ketidak adilan penjajah merajalela. Bangsa Indonesiatertindas, miskin, terbelenggu oleh kaum penjajah.Terdapat asumsi yang senantiasa melekat dalam setiap penelitian sejarah bahwa masakini sebagian dibentuk oleh masa lalu dan sebagian masa depan dibentuk hari ini. Demikian pula halnya dengan kenyataan umat islam Indonesia pada masa kini, tentu sangat dipengaruhimasa lalunya.Islam di Indonesia telah diakui sebagai kekuatan cultural, tetapi islam dicegah untuk merumuskan bangsa Indonesia menurut versi islam. Sebagai kekuatan moral dan budaya,islam diakui keberadaannya, tetapi tidak pada kekuatan politik secara riil (nyata) di negeri ini.Seperti halnya pada masa penjajahan Belanda, sesuai dengan pendapat Snouck Hurgronye, islam sebagai kekuatan ibadah (sholat) atau soal haji perlu diberi kebebasan,namun sebagai kekuatan politik perlu dibatasi. Perkembangan selanjutnya pada masa OrdeLama, islam telah diberi tempat tertentu dalam konfigurasi (bentuk/wujud) yang paradoks,terutama dalam dunia politik. Sedangkan pada masa Orde Baru, tampaknya islam diakuihanya sebatas sebagai landasan moral bagi pembangunan bangsa dan negara.Kaum muslimin yang merupakan penduduk terbesar bangsa Indonesia sangatmerasakan perilaku kaum penjajah itu. Para ulama bersama kaum muslimin bangkit, berusahamembebaskan bangsa Indonesia dari tangan penjajah itu. Di seluuh pelosok Nusantara kaummuslimin bangkit untuk merebut kembali kemerdekaannya yang telah dirampas oleh penjajah.Pahlawan-pahlawan pejuang kemerdekaan berjuang terus tiada henti-hentinya dengansegala pengorbanan, baik berupa harta maupun jiwa. Pejuang muslim dan pahlawankemerdekaan itu antara lain K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasym Ashari, HOS Cokroaminoto diPulau Jawa, Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Cut Nyak Dien, Cut Mutiah, Panglima Polim(Aceh), Imam Bonjol (Sum-Bar), Sultan Mahmud Badruddin (Palembang), Raden Intan(Lampung) di Sumatra. Pangeran Antasari di Kalimantan, Sultan Hasanuddin di Sulawesi danlain-lain yang tersebar diseluruh Nusantara.Para pejuang muslim itu dengan ikhlas dan semangat jihad berjuang di jalan Allah SWTmenentang dan mengusir penjajah Belanda maupun Jepang dengan pengorbanan harta benda, jiwa dan raganya.

 

Peranan Organisasi Islam dan Pondok Pesantrenpada masa Perang Kemerdekaan

 Sejak awal Islam masuk ke Indonesia dan pada masa perkembangan selanjutnya, ulamaIslam menempatkan pendidikan sebagai tugas utama. Wujud kongkrit pendidikan adalah pesantren dan muridnya disebut santri. Tempat pendidikannya ada yang menyatu denganmasjid dan ada juga yang secara khusus dibangun biasanya dekat masjid.Melalui pesantren ulama mendidik santri mengajarkan berbagai ilmu pengetahuanterutama mengenai ilmu agama. Disini diajarkan tentang keimanan, ibadah, Al Qur¶an,akhlak, Syariah, muamalah dan tarikh. Selain itu ditanamkan pengertian hak dan kewajibankaum muslimin sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial serta perjuangan untuk memperoleh hak kemerdekaan yang telah dirampas oleh kaum penjajah.Santri yang belajar di pesantren datang dari berbagai suku dab daerah. Setelah merekaselesai belajar, umumnya mereka kembali ke daerah asalnya kemudian mereka mendirikanlagi pesantren dan mengajarkan agama di daerahnya masing-masing, sehingga tersebarlah pesantren dan pendidikan agama ke seluruh pelosok tanah air. Pesantren sebagai tempatmendidik generasi muda muslim, para santri dididik dan dipersiapkan untuk menjadi kader umat dan pemimpin masyarakat.Belanda mengetahui keadaan dan perkembangan pesantren, kemudian mengawasikegiatan pondok pesantren, karena tempat itu dianggap sebagai tempat pembinaan kader umat yang akan menentang kekuasaannya.Hubungan dan jalinan santri, ulama/Kyai dan masyarakat kaum muslimin sangat kuat,mereka bersama-sama menghadapi penjajah, namun usaha itu banyak mengalami kegagalankarena belum tertibnya organisasi dan masih lemahnya persatuan dan kesatuan bangsa.Kaum muslimin menyadari bahwa perjuangan tnpa dihimpun dalam suatu organisasiyang baik akan mengalami kesulitan dan kegagalan. Setelah ptra-putri kaum muslimin banyak memperoleh pendidikan di luar negri, di Eropa dan Timur Tengah sertameningkatkan peranan pendidikan di pondok pesantren, timbullah kesadaran mereka untuk membuat perkumpulan organisasi yang modern yang berciri khas keagamaan.Organisasi tersebut misalnya Serikat Dagang Islam didirikan 1905, Serikat Islam tahun1911, Muhammadiyah tahun 1512, Persatuan Islam tahun 1526, Pergerakan TarbiyahIslamiyah tahun 1928, Jam¶iyatul Washliyah tahun 1930, dan lain-lain. Para Kyai dan santri juga mendirikan organisasi bersenjata untuk melawan penjajahan Belanda yaitu Hizbullahdan gerakan-gerakan kepanduan Islam.Organisasi tersebut mendidik, membina dan melatih generasi muda muslim mengenal berbagai pengetahuan dan semangat perjuangan, dalam menentang penjajahan. Hasil tempaandan pendidikan disini menumbuhkan semangat juang sehingga lahirlah tokoh-tokh perjuangan kemerdekaan seperti HOS Cokroaminoto, K.H. Ahmad Dahlan, K.H HasyimAsy¶ari dan lain-lain.

 

Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan

 Berkat rahmat Allah SWT, usaha perjuangan kaum muslimin dan seluruh lapisanmasyarakat berhasil dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17Agustus 1945 yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. proses perjuangan yang panjangdalam merebut kembali kemerdekaan yang telah dirampas oleh penjajah, telah banyak mengobarkan berupa harta benda, jiwa dan raga kaum muslimin.Setelah merdeka, bebas dari kungkungan kaum penjajah, kaum muslimin secara bertahap mengisi kemerdekaan itu dengan pembangunan disegala bidang, pembangunan fisik material berupa perbaikan sarana transportasi, pertanian, perumahan dan perekonomian,sehingga pembangunan fisik material secara bertahap makin lama makin meningkat.Pembangunan bidang mental seperti meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama, meningkatkan pendidikan, mengembangkan kehidupan dan sosialkemasyarakatan yang aman tertib dan rukun juga dilaksanakan.Kaum muslimin selalu membangun dan mengisi kemerdekaan itu denganmenselaraskan pembangunan materiil dan spirituil dalam mewujudkan masyarakat Indonesiayang berdaulat, adil dan makmur. Kaum muslimin bersama segenap anggota bangsaIndonesia lainnya kini mengatur dan memerintah bangsanya sendiri. Pemerintahandilaksanakan dengan cara yang demokratis. Keamanan, ketertiban dan kesejahteraan sosialterus diupayakan dan ditegakkan. Demikian juga persatuan dan kesatuan bangsa, sehinggaterwujudlah negara yang aman, adil dan makmur dengan penuh limpahan rahmat dan ridhaAllah SWT, sesuai dengan cita-cita kemerdekaan yang dituangkan dalam UUD 1945.

Peranan Para Individu Muslim dalam Pembangunan

 Organisasi Islam yang berperan dalam pembangunan Nasional bukan hanya merekayang tergabung dalam organisasi. Banyak orang Islam secara pribadi baik sebagai dokter,dosen, pejabat negara, wakil rakyat di DPR, pengusaha, Cendikiawan, petani, guru, pengrajin, dan lain-lain mereka semuanya melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguhsesuai dengan profesi dan keahliannya masing-masing. Tanpa terikat dengan organisasikeagamaan, mereka menyumbangkan dharma baktinya kepada nusa dan bangsa. Memangmenjadi umat Islam tidak harus menjadi anggota organisasi atau partai Islam. Menurut AlQur¶an orang Islam yang baik adalah yang paling bertakwa, yang beriman kepada Allah dan beramal shaleh, dimanapun mereka berada.

Peranan Lembaga Pendidikan dalam Masa Pembangunan

 Lembaga pendidikan Islam dalam kegiatannya lebih menekankan pembinaan, peningkatan ilmu pengetahuan dan kecerdasan masyarakat melalui pendidikan pada jalur sekolah dan luar sekolah.Peningkatan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas yang melalui jalur pendidikansekolah biasanya terdiri dari pendidikan sekolah umum, seperti SD, SMP, SMA danPerguruan Tinggi dan Madrasah seperti Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah,Madrasah Aliyah dan perguruan tinggi agama seperti IAINMelalui pendidikan ini secara bertahap ilmu pengetahuan bertambah meningkat danSumber Daya Manusia lebih berkualitas. Dengan meningkatnya kualitas masyarakat mak

ASKEP JANTUNG KORONER


Askep Jantung Koroner.Penyakit jantung koroner adalah suatu manifestasi khusus dan juga aterosklerosis (penumpukan plak)pada pembuluh darah arteri koroner dan hal ini berakibat kepada pasokan darah yang kaya akan oksigen yang dialirkan ke otot - otot jantung mengalami hambatan.Itu sekilas mengenai penyakit jantung koroner yang telah dibahas sebelumnya.Sekarang di yang akan kita share kembali adalah mengenai asuhan keperawatan jantung koroner.Dan semoga artikel mengenai askep jantung koroner ini bisa bermanfaat serta berguna.

Penyakit jantung koroner dan juga miocard infark merupakan respons iskemik dari miokardium yang di sebabkan karena adanya penyempitan arteri koronaria secara permanen ataupun sementara. Oksigen dalam hal ini dibutuhkan oleh sel-sel miokardial, untuk metabolisme aerob di mana Adenosine Triphospate di bebaskan untuk energi jantung pada saat istirahat membutuhakan 70 % dari oksigen. Banyaknya oksigen yang di perlukan untuk kerja jantung di sebut dan dikenal dengan Myocardial Oxygen Cunsumption (MVO2), yang dinyatakan oleh percepatan jantung, kontraksi miocardial dan tekanan pada dinding jantung.

Jantung yang normal dapat dengan mudah menyesuaikan terhadap peningkatan tuntutan tekanan oksigen dangan menambah percepatan dan kontraksi untuk menekan volume darah ke sekat-sekat jantung. Pada jantung yang mengalami hambatan serta obstruksi aliran darah ke miocardial, suplai darah tidak dapat mencukupi terhadap kebutuhan yang diperlukan. Keadaan adanya obstruksi letal maupun sebagian dapat menyebabkan anoksia dan suatu kondisi menyerupai glikolisis aerobic berupaya memenuhi kebutuhan oksigen.Penimbunan asam laktat merupakan akibat dari glikolisis aerobik yang dapat sebagai predisposisi terjadinya disritmia dan kegagalan jantung. Hipokromia dan asidosis laktat mengganggu fungsi ventrikel. Kekuatan kontraksi menurun, gerakan dinding segmen iskemik menjadi hipokinetik.
askep jantung koroner,Blog Keperawatan

Berikut adalah askep jantung koroner
Pengkajian.Yang diperlukan dalam pengkajian asuhan keperawatan jantung koroner adalah :
a. Aktivitas dan istirahat : Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur.
b. Sirkulasi.Yang dikaji diantaranya yaitu :
  • Mempunyai riwayat Infark Miocard Akut, penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes melitus.
  • Tekanan darah bisa normal / meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, adanya aritmia pada gambaran EKG.
  • Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
  • Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi.
  • Heart rate mungkin meningkat atau mengalami penurunan (tachycardia / bradicardia).
  • Irama jantung mungkin ireguler atau bisa juga didapatkan normal.
  • Edema terjadi pada : Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung.
  • Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
c. Eliminasi : Bising usus didapatkan bisa meningkat atau juga bisa normal.
d. Nutrisi : Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan berat badan.
e. Hygiene perseorangan : Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.
f. Neuro Sensori : Nyeri kepala yang hebat, perubahan emosi.
g. Kenyamanan :
  • Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan nitrogliserin / ISDN.
  • Lokasi nyeri dada bagian depan substernal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang dan wajah.
  • Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami.
  • Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, EKG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
h. Respirasi : Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
i. Interaksi sosial : Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
j. Pengetahuan : Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi, perokok.
k. Studi diagnostik
  1. ECG menunjukan : adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dari iskemi, gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis.
  2. Enzym dan isoenzym pada jantung CKMB meningkat dalam 4-12 jam, dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam.
  3. Elektrolit : ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.
  4. Whole blood cell : leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.
  5. Analisa gas darah (BGA) : Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis / akut.
  6. Kolesterol / trigliserid : Mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadinya arteriosklerosis.
  7. Rontgen Thorax : Mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma ventrikuler.
  8. Echocardiogram : Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas masing-masing ruang pada jantung.
  9. Exercise stress test (treadmill): Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress / aktivitas.

Diagnosa keperawatan dan juga intervensi keperawatan pada asuhan keperawatan pasien jantung koroner :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan adanya penurunan rasa nyeri dada, menunjukan adanya penurunan tekanan dan cara berelaksasi.
Rencana :
  • Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri.
  • Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, kesadaran).
  • Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada.
  • Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman.
  • Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik relaksasi.
  • Kolaborasi dalam : Pemberian oksigen dan obat-obatan (beta blocker, anti angina, analgesik)
  • Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan dengan narkosa.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemiapada miokard.
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan perawatan klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.
Rencana :
  • Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas.
  • Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.
  • Anjurkan pada pasien agar tidak mengedan pada saat buang air besar (BAB).
  • Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.
  • Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisik bahwa aktivitas melebihi batas.

3. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark.
Tujuan : Tidak terjadi penurunan cardiac output selama di lakukan tindakan keperawatan.
Rencana :
  • Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan pada posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan).
  • Kaji kualitas nadi.
  • Catat perkembangan dari adanya S3 dan S4.
  • Auskultasi suara nafas.
  • Dampingi pasien pada saat melakukan aktivitas.
  • Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi kafeine.
  • Kolaborasi dalam : pemeriksaan serial EKG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti disritmia.
4. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemia.
Tujuan : Selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan perfusi jaringan.
Rencana :
  • Kaji adanya perubahan kesadaran.
  • Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit yang dingin dan penurunan kualitas nadi perifer.
  • Kaji adanya tanda Homans (pain in calf on dorsoflextion), erythema, edema.
  • Kaji respirasi (irama, kedalaman dan usaha pernafasan).
  • Kaji fungsi gastrointestinal (bising usus, abdominal distensi, konstipasi).
  • Monitor intake dan out put.
  • Kolaborasi dalam : Pemeriksaan BGA, BUN, Serum ceratinin dan elektrolit.

5. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan dengan penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma protein.
Tujuan : Tidak terjadi kelebihan cairan di dalam tubuh klien selama dalam perawatan.
Rencana :
  • Auskultasi suara nafas (kaji adanya crackless).
  • Kaji adanya jugular vein distension, peningkatan terjadinya edema.
  • Ukur intake dan output (balance cairan).
  • Kaji berat badan setiap hari.
  • Najurkan pada pasien untuk mengkonsumsi total cairan maksimal 2000 cc/24 jam.
  • Sajikan makan dengan diet rendah garam.
  • Kolaborasi dalam pemberian deuritika.


DAFTAR PUSTAKA
  • Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung.
  • Carpenito J.L. (1997). Nursing Diagnosis. J.B Lippincott. Philadelpia.
  • Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta.
  • Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta.
  • Hudack & Galo. (1996). Perawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I EGC. Jakarta.
  • Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media aesculapius Universitas Indonesia. Jakarta.
  • Kaplan, Norman M. (1991). Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. EGC Jakarta.

ASAL USUL SEJARAH ISLAM SECARA SINGKAT

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM

Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia

A. Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia
Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.

Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati dan tolong menolong.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.

Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa.

Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi. Di Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad ke-13 M sehingga perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.

Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11 M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang bertahun 475 H/1082 M.
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.

Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-kira tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam melalui perdagangan, dakwah, dan perkawinan.

Sulawesi, terutama bagian selatan, sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagang-pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.

B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
1. Ilmu-ilmu Keagamaan
Perjuangan itu dilakukan, diberbagai aspek antara lain pendidikan, kesehatan, dakwah, sosial, politik hingga teknologi. Setidaknya ada dua cara yang dilakukan oleh para ulama dalam menumbuhkembangkan ajarannya yaitu sebagai berikut :
a. Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai mubalig ke daerah-daerah yang lebih luas.
b. Melalui karya-karya tulisan yang tersebar dan dibaca di seluruh Nusantara. Karya-karya itu mencerminkan perkembangan pemikiran dan ilmu-ilmu agama di Indonesia pada masa itu.

Ilmuwan-ilmuwan muslim di Indonesia tersebut, antara lain :
a. Hamzah Fansuri (sufi) dari Sumatera Utara. Karyanya yang berjudul Asrar Al Arifin fi Bayan ila Suluk wa At Tauhid.
b. Syamsuddin As Sumatrani dengan karyanya berjudul Mir’atul Mu’min (Cermin Orang Beriman).
c. Nurrudin Ar Raniri, yaitu seorang yang berasal dari India keturunan Arab Quraisy Hadramaut. Karya-karyanya meliputi ilmu fikih, hadis, akidah, sejarah, dan tasawuf yang diantaranya adalah As Sirat Al Mustaqim (hukum), Bustan As Salatin (sejarah), dan Tibyan fi Ma’rifat Al Adyan (tasawuf).
d. Abdul Muhyi yang berasal dari Jawa. Karyanya adalah kitab Martabat Kang Pitu (Martabat yang Tujuh).
e. Sunan Bonang dengan karyanya Suluk Wijil
f. Ronggowarsito dengan karyanya Wirid Hidayat Jati
g. Syekh Yusuf Makasar dari Sulawesi (1629-1699 M). Karya-karyanya yang belum diterbitkan sekitar 20 buah yang masih berbentuk naskah.
h. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M) seorang ulama produktif yang menulis kitab sabitul Muhtadil (fikih).
i. Syekh Nawawi Al Bantani yang menulis 26 buah buku diantaranya yang terkenal Tafsir Al Muris
j. Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau (1860-1916 M)

2. Arsitektur Bangunan
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki penduduk yang juga terdiri dari beragam suku, bangsa, adat, kebiasaan dan kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu perbedaan latar belakang tersebut, arsitektur bangunan-bangunan Islam di Indonesia tidak sama antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Beberapa hasil seni bangunan pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia antara lain. Masjid-masjid kuno di Demak, Sandang Duwur Agung di Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten dan Masjid Baiturahman di Aceh.

Beberapa masjid masih memiliki seni masih memiliki seni bangunan yang menyerupai bangunan merupai pada zaman Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar, hiasan lengkung pola kalamakara, mihrab dan bentuk mastaka atau memolo menunjukkan hubungan yang erat dengan kebudayaan agama Hindu, seperti Masjid Sendang Duwur.

C. Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan, Masa Kemerdekaan dan Masa Perkembangan
1. Masa penjajahan
Jauh sebelum Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar masyarakat Nusantara telah memeluk agama Islam yang ajarannya penuh kedamaian, saling menghormati, dan tidak bersikap buruk sangka terhadap bangsa asing. Semula bangsa asing seperti Portugis dan Belanda datang ke Indonesia hanya untuk berdagang, tetapi dalam perkembangan selanjutnya niat itu berubah menjadi keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai koloni di bawah kekuasaan dan jajahannya. Portugis berhasil meluaskan wilayah dagangnya dengan menguasai Bandar Malaka di tahun 1511 sehingga akhirnya mereka dapat masuk ke Maluku, Ternate dan Tidore.

Portugis juga mematikan aktivitas perdagangan kaum muslim Indonesia di daerah lainnya seperti Demak. Pada tahun 1527 M, Demak di bawah pimpinan Fatahillah berhasil menguasai Banten. Banten dan Aceh kemudian menjadi pelabuhan yang ramai menggantikan Bandar Malaka.

Dilandasi semangat tauhid dan hasil pendidikan yang diperoleh dari pesantren menyebabkan semakin bertambahnya kader pemimpin dan ulama yang menjadi pengayom masyarakat. Kaum bangsawan dan kaum adat yang semula tidak memahami niat para ulama untuk mempertahankan Indonesia dari cengkeraman penjajah secara perlahan bersatu padu untuk mempertahankan Nusantara dari ekspansi Belanda.

Contoh perlawanan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut antara lain:
1. Tuanku Imam Bonjol melalui Perang Paderi (1821-1837) di Sumatera Barat.
2. Pangeran Diponegoro (1815-1838) melalui Perang Diponegoro di Jawa Tengah.
3. Perang Aceh (1873-1904) di bawah pimpinan Panglima Pilom, Teuku Cik Ditiro, Teuku Umar, dan Cut Nyak Din.

2. Masa Kemerdekaan
Umat Islam kemudian mengganti perjuangannya melawan penjajahan dengan strategi atau jalan mendirikan organisasi-organisasi Islam yang diantaranya sebagai berikut :
a. Syarikat Dagang Islam
Syarikat Dagang Islam yang kemudian berubah menjadi Syarikat Islam berdiri pada tahun 1905 dipimpin oleh H. samanhudi, A.M. Sangaji, H.O.S. Cokroaminoto dan H. Agus Salim. perkumpulan ini berdiri dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup bangsa ndonesia, terutama dalam dunia perniagaan.

b. Jam’iatul Khair
Berdiri pada tahun 1905 M di Jakarta adalah pergerakan Islam yang pertama di pulau Jawa. Anggotanya kebanyakan keturunan (peranakan) Arab.

c. Al Irsyad
Al Irsyad adalah organisasi Islam yang didirikan tahun 1914 M oleh para pedagang dan ulama keturunan Arab, seperti Syekh Ahmad Sorkali.

d. Perserikatan Ulama
Gerakan modernis Islam yang berdiri pada tahun 1911 M oleh Abdul Halim dan berpusat di Majalengka Jawa Barat. Organisasi ini diakui keberadaannya oleh Belanda tahun 1917 dan bergerak dibidang ekonomi dan sosial, seperti mendirikan panti asuhan yatim piatu pada tahun 1930 M.

e. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan bertepatan tanggal 8 Zulhijah 1330. Muhammadiyah bukan merupakan partai politik, tetapi gerakan Islam yang bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan.

f. Nahdatul Ulama
Didirikan pada bulan Januari 1926 oleh KH. Hasyim Asy’ari yang bertujuan membangkitkan semangat para ulama Indonesia dengan cara meningkatkan dakwah dan pendidikan karena saat itu Belanda melarang umat Islam mendirikan sekolah-sekolah yang bernafaskan Islam seperti Pesantren.

3. Masa Perkembangan
Di masa perkembangan atau setelah memperoleh kemerdekaan, umat Islam juga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya memajukan bangsa dan negara. Peran-peran tersebut antara lain dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut.

a. Membentuk Departemen Agama
Tujuan dan fungsi Departemen Agama dirumuskan sebagai berikut:
1) Mengurus serta menuntut pendidikan agama di sekolah-sekolah serta membimbing perguruan-perguruan agama.
2) Mengikuti dan memperhatikan hal-hal yang bersangkutan dengan agama dan keagamaan.
3) Memberi penerangan dan penyuluhan agama.

b. Di Bidang Pendidikan
Salah satu bentuk pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah pesantren yang tersebar di berbagai pelosok daerah. Lembaga ini dipimpin oleh seorang kyai dan saat ini sudah banyak muncul pesantren yang bersifat modern. Artinya, pendidikan Islam tersebut memiliki kurrikulum dan jenjang-jenjang pendidikan mulai dari tingkat dasar (ibtidaiyah), menengah (tsanawiyah), dan tingkat atas (aliyah), bahkan sampai ke tingkat perguruan tinggi, seperti Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang sekarang telah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).

c. Majelis Ulama Indonesia
Selain Departemen Agama, pemerintah Indonesia juga mendirikan Majelis Ulama Indonesia (MUI), yaitu suatu wadah kerja sama antara pemerintah dan ulama dalam urusan keorganisasian, khususnya agama Islam. Majelis Ulama Indonesia bergerak dalam bidang dakwah dan pendidikan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat berdiri pada bulan Oktober 1962 yang memiliki tujuan awal antara lain sebagai berikut :
1) Pembinaan mental dan agama bagi masyarakat.
2) Ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan revolusi dan pembangunan semesta berencana dalam rangka demokrasi terpimpin.

D. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau ciri yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat mengambil hikmah, diantaranya sebagai berikut:
1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam Islam.

E. Manfaat dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai berikut:
1. Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
2. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan.
3. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut.
a. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
b. Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara
4. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
5. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
6. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak sebanding.

F. Perilaku Penghayatan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Ada beberapa perilaku yang merupakan cerminan dari penghayatan terhadap manfaat yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam, yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Berusaha menjaga persatuan dan kerukunan antaraumat beragama, saling menghormati, dan tolong menolong.
2. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan tetap meyakini bahwa setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
3. Sumber ilmu pengetahuan yang berupa karya tulis dari para ulama hendaknya terus digali atau dipelajari dan dipahami maksudnya

Rabu, 19 September 2012

KONSEP HIDUP DAN ASAL USUL KEHIDUPAN

KONSEP HIDUP DAN ASAL-USUL KEHIDUPAN


Suatu benda dikatakan hidup jika mampu menunjukkan ciri-ciri kehidupan yaitu : memerlukan nutrisi, bergerak, bernafas, tumbuh dan berkembang, melakukan ekskresi/ pengeluaran sisa-sisa metabolism, berkembang biak, peka terhadap rangsangan (iritabilita), koordinasi, dan adaptasi.

Asal Usul Kehidupan

Bagaimana makhluk hidup pertama lahir masih merupakan misteri yang belum bisa diungkap para ilmuan. Secara umum Teori asal usul kehidupan ada dua, yaitu abiogenesis ( makhluk hidup berasal dari benda mati) dan biogenesis (makhluk hidup brasal dari makhluk hidup juga).

1. Teori Abiogenesis

Pemuka paham ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322 sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea. Paham ini bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani kuno (ratusan tahun sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke 17.

Pada pertengahan abad ke 17 paham ini seolah-olah diperkuat oleh antonie van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami. Hal inilah yang seolah-olah memperkuat paham abiogenesis.

2. Teori Biogenesis

Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan. Beberapa ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis. Beberapa ahli yang mengemukakan paham biogenesis antara lain :

a. Francesco Redi
(Italia, 1626-1697)
Redi menentang teori abiogenesis dengan mengadakan percobaan menggunakan toples dan daging. Toples 1 diisi daging yang ditutup rapat-rapat. Toples 2 diisi daging dan ditutup kain kasa. Toples 3 diiisi daging dan dibuka. Ketiga toples ini dibiarkan beberapa hari. Dari hasil percobaan ini ia mengambil kesimpulan sebagai berikut : Larva (kehidupan) bukan berasal dari daging yang membusuk tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan bertelur pada keratin daging.

b. Lazzaro Spallanzani
(Italia, 1729-1799)
Spallanzani menentang pendapat John Needham (penganut paham abiogenesis), menurutnya kehidupan yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang tidak sempurna. Kesimpulan percobaan spallanzani
adalah : pada tabung terbuka terdapat kehidupan berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini membuktikan bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.


c. Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spalanzani. Pasteur mlakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya leher angsa, bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
- Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari benda mati (cairan) tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di udara
- Jasad renik terdapat di udara bersama dengan debu
Dari percobaan ini, gugurlah teori abiogenesis tersebut.
Pasteur terkenal dengan semboyannya “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” yang mengandung pengertian : kehidupan berasal dari telur dan telur dihasilkan makhluk hidup, makhluk hidup sekarang berasal dari makhluk hidup sebelumnya, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga.

Di samping dua teori di atas, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan. Beberapa teori yang dikembangkan ilmuan antara lain :
A. teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural ( gaib) pada saat yang istimewa
B. Teori kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet ini berasal dari mana saja
C. Teori evolusi biokimia, yang menyatakan bahwa kehidupan ini muncul berdasarkan hukum fisika, kimia, dan biologi
D. Teori keadaan mantap, menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul.

Beberapa ilmuan yang membuktikan teori evolusi kimia antara lain Harold Urey, Stanley Miller, dan Alexander Oparin

- Teori Harold Urey, menurutnya zat hidup yang pertama kali mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Urey berpendapat bahwa kehidupan terjadi pertamakali di udara (atmosfer). Pada saat tertentu dalam sejarah perkembangan terbentuk atmosfer yang kaya akan molekul- molekul CH4, NH3, H2, H2O. karena adanya loncatan listrik akibat halilintar dan sinar kosmik terjadi asam amino yang memungkinkan terjadi kehidupan.
- Eksperimen Stanley miller, Stanley Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. Dia melakukan percobaan untuk menguji hipotesis Harold Urey. Dari hasil eksperimennya Miller dapat memberikan petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam system kehidupan seperti lipida, karbohidrat, asam amino, protein, nukleotida dan lain-lain dapat terbentuk dalam kondisi abiotik.
- Teori Evolusi Biologi Oparin, dia berpendapat bahwa kehidupan pertama terjadi di cekungan pantai dengan bahan-bahan timbunan senyawa organic dari lautan. Timbunan senyawa organic ini disebut sop purba atau sop primordial.

Meskipun banyak petunjuk yang diberikan, asal usul kehidupan masih misteri. Seandainya misteri ini terbongkar, mungkinkah manusia akan menjadi pencipta yang bahkan bisa menciptakan kehidupan?